Judul : Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin
Kategori : Novel
Pengarang : Tere Liye
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : 2010
Tebal : 264 halaman, 20 cm
Dia bagai malaikat bagi keluarga kami. Merengkuh aku, adikku, dan Ibu dari kehidupan jalanan yang miskin dan nestapa. Memberikan makan, tempat berteduh, sekolah, dan janji masa depan yang lebih baik.
Dia sungguh bagai malaikat bagi keluarga kami. Memberikan kasih sayang, perhatian, dan teladan tanpa mengharap budi sekali pun. Dan lihatlah, aku membalas itu semua dengan membiarkan mekar perasaan ini.
Ibu benar, tak layak aku mencintai malaikat keluarga kami. Tak pantas. Maafkan aku, Ibu. Perasaan kagum, terpesona, atau entahlah itu muncul tak tertahankan bahkan sejak rambutku masih dikepang dua.
Sekarang, ketika aku tahu dia boleh jadi tidak pernah menganggapku lebih dari seorang adik yang tidak tahu diri, biarlah... Biarlah aku luruh ke bumi seperti sehelai daun... daun yang tidak pernah membenci angin meski harus terenggutkan dari tangkai pohonnya.
*
Novel ini menceritakan seorang gadis bernama Tania yang jatuh cinta kepada penolong keluarganya dimana usia mereka terpaut empat belas tahun. Tanpa dia sadari perasaan tersebut tumbuh sejak dia masih seorang anak berumur dua belas tahun hingga beranjak dewasa. Namun dia harus menyembunyikan perasaannya bahkan saat malaikatnya memutuskan untuk menikah. Dan yang paling menyakitkan dalam novel ini adalah saat Tania mengetahui kenyataan tentang perasaan malaikatnya itu sendiri.
Berbeda dengan novel cinta kebanyakan, dimana hampir semuanya berakhir bahagia atau terlalu menyedihkan seperti Romeo dan Juliet. Cinta tidak harus memiliki. Tere Liye menyampaikannya dengan cara yang pas. Bukan akhir yang dipaksakan.
*
Daun yang jatuh tak pernah membenci angin, dia membiarkan dirinya jatuh begitu saja. Tak melawan, mengikhlaskan semuanya.
Bahwa hidup harus menerima, penerimaan yang indah. Bahwa hidup harus mengerti, pengertian yang benar. Bahwa hidup harus memahami, pemahaman yang tulus.
Tak peduli lewat apa penerimaan, pengertian, pemahaman itu datang. Tak masalah meski lewat kejadian yang sedih dan menyakitkan.
*
0 Comments
Posting Komentar