Judul : Maleficent
Kategori : Movie
Director: Robert Stromberg
Writers: Linda Woolverton, Charles Perrault
Stars: Angelina Jolie, Elle Fanning, Sharlto Copley
Tahun: 2014
Kisah mengenai cinta sejati memang tak pernah mati. Begitu pula cerita para putri dan pangeran dari negeri dongeng. Dan ini adalah salah satu kisah mereka, tentang puteri tidur dan cinta sejati. Ah, mungkin tidak seperti yang kalian pikirkan.
Di sebuah hutan yang penuh dengan keajaiban, hiduplah seorang peri penjaga, bernama Maleficent. Ia melindungi hutan dari perbuatan jahat tangan manusia. Suatu hari Maleficent kecil bertemu dengan seorang anak manusia bernama Stefen dan akhirnya mereka menjadi teman hingga beranjak dewasa. Saat Maleficent berumur 16 tahun, Stefen memberikannya ciuman pertama dan mengatakan bahwa itulah Ciuman Cinta Sejati.
Seiring berjalannya waktu, Stefen semakin jarang ke hutan. Adapun manusia yang tinggal di dekat hutan berusaha untuk mengusai hutan dipimpin oleh raja. Namun Maleficent dibantu dengan makhluk penjaga hutan berhasil mempertahankan hutan.
Di penghujung umurnya, raja mengumumkan, barang siapa bisa membunuh Maleficent, maka ia akan dinikahkan dengan putri dan diangkat menjadi raja. Salah satu sifat manusia adalah tamak dan serakah. Stefen adalah manusia.
Malam itu Stefen pergi ke hutan menemui Malaficent. Ia memperingatkan Maleficent agar behati-hati. Ketika Maleficent tertidur karena minuman yang diberikan Stefen,Stefen mengambil pisau untuk membunuhnya. Karena tidak sanggup membunuh, ia melakukan hal lain. Ia memotong kedua saya Maleficent dengan logam yang merupakan kelemahannya.
Ketika terbangun, Maleficent kaget dan menjerit karena sayapnya telah tiada. Jeritannya terdengar di seluruh hutan. Ia mulai bangkit, berjalan, dengan tongkat kayu yang diciptakannya. Ia menolong seekor gagak dan menjadikannya sebagai sayapnya. Yang akan memberitahukan kepadanya kejadian di luar sana.
Stefen mempersembahkan sayap Maleficent kepada raja. Ia pun dinikahkan dengan sang putri dan dinobatkan sebagai raja baru. Kemarahan Maleficent memuncak begitu mengetahui hal itu. Susana hutan yang semula ceria berangsur-angsur berubah menjagi gelap, segelap hati Maleficent.
Waktu berlalu. Kebahagiaan meliputi istana dengan lahirnya seorang putri. Pesta besar diadakan. Selanjutnya seperti kalian tahu dalam cerita putri tidur lainnya. Maleficent yang tidak diundang tetap datang dan memberikan hadiahnya.
Ia mengutuk putri Aurora yang akan tumbuh cantik dan bahagia. Sehari sebelum umurnya mencapai 16 tahun, ia akan menusukkan jarinya ke jarum mesin pemintal. Selanjutnya ia akan tertidur selamanya. Raja Stefen memohon kepada Maleficent. Maka Maleficent menambahkan bahwa kutukan itu akan hilang hanya dengan Ciuman Cinta Sejati. Kutukan tersebut tidak akan pernah bisa dibatalkan sampai akhir dunia
Setelah kejadian tersebut Raja Stefen memerintahkan agar seluruh mesin pemintal di seluruh negeri agar dihancurkan. Putri Aurora dibawa ke hutan untuk dibesarkan oleh tiga peri sampai usianya 16 tahun satu hari. Dan Raja Stefen tidak berhenti untuk menghancurkan hutan dan membunuh Maleficent.
Meskipun dibawa ke hutan, Putri Aurora tidak luput dari pengawasan Maleficent. Ketiga peri tidak becus mengurus anak, tapi Maleficent selalu mengawasi Aurora. Ia tumbuh menjadi gadis yang ceria dan penuh rasa ingin tahu. Suatu hari ia sampai di depan hutan tempat tinggal Maleficent. Maleficent membawanya masuk. Saat mereka bertemu, Aurora tidak takut sedikit pun pada Maleficent. Ia justru memanggilnya ibu peri penjaga. Karena ia tahu, sejak ia kecil bayangan Maleficent selalu mengawasinya di mana pun ia berada.
Malefisent mengajak Aurora melihat keindahan hutan. Tanpa disadari, senyuman pun muncul di bibir Maleficent. Di hutn itu juga Aurora bertemu dengan seorang pemuda yang bertanya arah menuju istana raja Stefen. Suatu malam, Maleficent memutuskan untuk mencabut kutukannya. Namun ia gagal. Karena kutukan itu tidak bisa dibatalakan hingga akhir dunia.
Sehari sebelum ulang tahunnya yang ke 16 Aurora menyampaikan keinginannya untuk tinggal bersama Maleficent, dan ia mengizinkannya. Saat Aurora menyampaikan keinginannya tersebut kepada ketiga bibinya, peri tersebut kelepasan bicara, mengenai kutukan dan orang tuanya.
Aurora menemui Maleficent untuk memastikan. Tidak ada bantahan sama sekali. Aurora yang marah pergi ke istana. Setelah memeluk Raja Stefen, ia harus dikurung di kamar untuk keselamatannya.
Meskipun Maleficent tidak percaya dengan ciuman cinta sejati, ia pergi ke istana menyusul Aurora dengan membawa pemuda yang ditemuinya saat dihutan. Sedangkan takdir terus memanggil Aurora. Ia turun ke gudang bawah tanah. Mendapatkan mesin pemintal. Dan menusukkan jarinya hingga jatuh tertidur. Tidak ada yang bisa menghalanginya.
Raja Stefen sangat marah atas apa yang terjadi pada Putri Aurora. Ia menyiapkan pasukannya untuk menyambut kedatangan Maleficent.
Maleficent berhasil membawa pemuda tersebut kepada putri Aurora. Dengan motivasi dari bibi peri, pemuda tersebut mencium Aurora, namun matanya tetap terpejam. Bibi peri pun mengusir pemuda tersebut dari ruangan.
Maleficent menghampiri Aurora yang terbaring dan mulai berbicara.
Aku tak akan memohon pengampunan darimu.
Karena yang kulakukan padamu ini Tak bisa dimaafkan.
Aku tersesat..,.. Dalam kedengkian dan dendam.
Aurora nan manis. Kau mencuri apa yang tersisa dari hatiku.
Dan sekarang aku kehilangan dirimu selamanya.
Aku bersumpah, kau tak akan pernah disakiti..,.. Selama aku hidup.
Dan tak seharipun terlewatkan..,.. Dengan tidak merindukan senyumanmu.
Saat Maleficent mulai melangkah, Aurora membuka matanya dan menyapa, Ibu Peri Penjaga.
Itulah Cinta Sejati.
Tapi keserakahan tidak menghilang dengan mudah. Raja Stefen bersama pasukannya tetap berusaha menangkap Maleficent. Dengan jaring logam, dia menangkap Maleficent. Aurora yang disuruh lari tiba di sebuah ruangan. Di sanalah ia melihat sayap besar dalam kurungan kaca. Dengan sekuat tenaga ia merobohkan kotak kaca tersebut. Sayap tersebut terbang kepada pemiliknya. Maleficent mendapatkan sayapnya kembali. Ia pun berhasil mengalahkan Raja Stefen.
Aurora ikut kembali ke hutan. Maleficent meletakkan tahtanya dan menyerahkannya pada Aurora. Dan hutan kembali bercahaya, sama seperti masa kecil Maleficent yang ceria. Cinta sejati selalu ada, hanya kadang kita tidak tahu bagaimana bentuknya.
Review:
Sekali lagi, cinta sejati tidak hanya tentang seorang wanita dan pria, atau putri dan pangeran. Cinta sejati adalah anak dan orang tua seperti Brave, antara kakak dengan adik seperti Frozen, atau seperti peri jahat dan putri yang dikutuknya.
Mengambil kisah inti Putri tidur, cerita Maleficent dimulai sejak sang peri masih kecil. Dalam dongeng, tidak ada yang menceritakan kenapa peri jahat tidak diundang? Kenapa dia mengutuk sang putri? Tapi di sini kita mendapat jawabannya.
Dan sekali lagi mengenai cinta sejati. Ini bukan cinta sejati yang muncul pada pandangan pertama. Cinta sejati itu tumbuh dan mengakar. Meskipun yang besangkutan kadang tidak menyadarinya. Seperti cinta Maleficent kepada putri Aurora. Putri yang sudah dijaganya sejak masih bayi hingga dewasa.
0 Comments
Posting Komentar