Judul : Kung Fu Panda 3
Kategori : Movie, Animasi
Tahun : Januari 2016
Durasi : 1 jam 35 menit
Genre : Aksi, Petualangan
Director : Alessandro Carloni, Jennifer Yuh Nelson
Writer : Jonathan Aibel, Glenn Berger
Curhat dan Review
Setelah lama tidak menonton di bioskop, keadaan menyebabkan saya menonton di bioskop kemarin. Karena tidak ada niat sebelumnya, film yang ditonton pun berdasarkan apa yang sedang tayang di bioskop XXI Banjarmasin. Dari sekian banyak film yang tayang, akhirnya pilihannya saya jatuh pada Kungfu Panda 3. Walau pun rasanya bahkan saya belum nonton film sebelumnya, tidak apalah. Tetap bisa dinikmati. Apalagi ada pilihan 3 D. Setelah sekian lama belum pernah nonton 3 D sama sekali. Mungkin inilah kesempatan saya.
Berhubung masih masuk weekday, maka biaya nonton empat puluh ribu. Pada akhir pekan sampai enam puluh ribu untuk satu kursi. Pilihan tempat duduk pun masih banyak yang kosong. Terakhir kali nonton di bioskop dapat kursi paling depan agak ke pojok. Pengalaman menonton pun menjadi kurang nyaman. Maka kali ini saya memilih kursi di bagian belakang tengah. Kursi nomor 9 C.
Waktu menunggu pun tidak lama. Karena film yang akan saya tonton akan diputar lima menit lagi. Saya pun langsung menuju ruangan bioskop. Sebelum masuk, saya mendapat kaca mata 3 D buat menonton. Saya pun menerimanya sambil berpikir bagaimana cara memakainya nanti.
Seperti dugaan, banyak sekali kursi yang kosong, Saya pun langsung menuju kursi sesuai tiket yang telah saya beli. Saat mencoba mengenakan kacamata 3 D rasanya aneh sekali. Karena pada dasarnya saya sudah mengenakan kacamata minus. Jadilah saya menggunakan kaca mata dobel. Jika kaca mata minus saya lepas, maka tulisan di layar menjadi tidak jelas. Jika tidak menggunakan kaca mata 3 D, maka saya tidak akan bias menikmati rasanya menonton 3 D. Baiklah, tidak setiap saat saya mengenakan kaca mata dobel. Lagi pula semua perhatian orang yang ada di ruangan tertuju ke layar, tidak akan ada yang memperhatikan saya.
Cerita kungfu panda kali ini dimulai dengan Oogway yang bertarung dengan seseorang bernama Kai. Kemudian Kai mencuri chi Oogway dan merubahnya menjadi batu giok. Kai kembali kedunia nyata untuk mencuri chi dari para pemilik chi lainnya dan menguasai dunia.
Cerita kemudian berlanjut kepada Po dan teman-temannya. Apa yang menjadi tema kali ini menurut saya adalah bagaimana menjadi seorang guru. Po yang disuruh Shifu menjadi guru, awalnya merasa dia tidak mampu menjadi seorang guru. Yang ada dia malah membuat kekacauan.
Namun ketika serangan Kai sudah tidak tertahankan lagi, akhirnya ia mengerti hakikat menjadi guru. Menjadi guru bukanlah merubah orang lain menjadi sama seperti kita. Tapi merubah orang lain menjadi diri mereka sendiri. Jika dihubungkan dengan pelajaran tentang kurikulum, mungkin metode yang dia gunakan adalah dengan menggunakan kurikulum humanistik (pandanistik) yaitu kurikulum berdasarkan bakat alami siswa.
Sebagai seorang guru, saya merasa ini adalah pelajaran yang sangat berharga. Selama ini saya masih sering membandingkan murid dengan diri saya sendiri. Padahal setiap murid adalah individu yang unik. Apa yang kita ajarkan hanyalah bimbingan dan jalan. Tapi mereka sendirilah yang akan melewati jalan tersebut. Tidak perlu sedih apabila mereka tidak bias seperti diri kita. Tapi tugas kita hanyalah membantu mereka.
Terakhir saya ingin mengutip kata-kata Shifu. “Aku tak berusaha merubahmu menjadi sepertiku. Aku berusaha merubahmu menjadi dirimu.”
0 Comments
Posting Komentar