Judul Kitab : السمير المهذب
Jilid : 1
Judul Cerita : مثال عن الإمام الشافعى رضي الله عنه واجتهاده في تحصيل العلم من صغره
Terjemahan :
Imam Syafi'i dan Kesungguhannya Menuntut Ilmu Sejak Kecil
Dia berkata : Aku adalah seorang yatim dalam pemeliharaan ibuku. Ia tidak memiliki harta. Maka guruku merelakan upahnya dari ibuku agar aku menggantikannya ketika ia pergi dan aku telah menghafal Al Quran. Aku masuk ke dalam masjid dan duduk bersama para ulama, kemudian aku menghafal hadits atau persoalan. Rumah kami di Mekkah, dan aku adalah orang fakir sehingga aku tidak memiliki apapun untuk membeli kertas. Maka aku menulis pada bongkahan tulang. Sehingga banyak bekas tulang di kain penutup kepala. (bersambung dari Muali ibnu Idris)
Dari hikayah ini bisa disimpulkan bahwa ilmu mengangkat nilai orang fakir. Sesungguhnya kemuliaan itu bukan pada kekayaan. Sesungguhnya orang yang menuntut ilmu pada waktu kecil atau fakir, mungkin baginya mendapat nasib baik dengan duduk bersama ulama dan orang besar. Sesungguhnya fakir dan yatim tidak menghalangi dalam menuntut ilmu.
Maka bagi siswa yang kaya atau pun fakir hendaklah bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu.
Review :
Kisah Imam Syafi'i di atas menceritakan bagaimana masa kecil beliau saat menuntut ilmu. Fakir dan yatim bukanlah penghalang bagi beliau untuk menuntut ilmu. Hal itu terbukti dimana kita sampai sekarang mengenal beliau dengan kealimannya.
Oleh karenanya tidaklah benar jika ada seseorang yang menjadikan kemiskinan sebagai alasan untuk tidak bisa menuntut ilmu. Selama seseorang mau bersungguh-sungguh, selalu ada kesempatan untuk menuntut ilmu.
Setuju... Kemiskinan bukanlah halangan untuk menuntut ilmu yaa mbak
BalasHapusYup, belajar bisa dilakukan dalam keadaan apapun.
Hapus