Perbedaaan Antara Murid yang Pandai dan Murid yang Bodoh

Judul Kitab : As-Samir Al-Muhadzdzab / السمير المهذب
Penulis : Ali Fikri / على فكرى
Jilid : 1 / الجزء الأول
Judul Cerita : الفرق بين التلميذ العالم والتلميذ الجاهل 

Terjemahan :

Perbedaan Antara Murid yang Pandai dan Murid yang Bodoh


Seorang guru bertanya kepada murid pemalas yang berusia lebih tua. Ia berkata : "Siapa yang telah menciptakannmu?"

Sang murid bingung dengan pertanyaan ini. Ia menengok ke kiri dan ke kanan tanpa bisa menjawab. Maka sang guru mengulangi pertanyaan dan memintanya memberi jawaban. Maka murid itu menjawab ragu-ragu : "Yang telah meciptakannku adalah ayah dan ibuku."

Sang guru terkejut dengan jawaban ini dan dia takjub dengan kebodohan murid itu.

Kemudian ia bertanya kepada murid lain yang lebih muda usianya tentang pertanyaan ini.

Maka murid itu menjawab : "Sesungguhnya Allah yang telah menciptakanku, membentukku, dan membaguskan penampilanku. Dengan dalil firman Allah Ta'ala : 

لَقَدْ خَلَقْنَا ٱلْإِنسَٰنَ فِىٓ أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ 
Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.

Guru berkata kepadanya : "Sungguh bagus jawabanmu wahai murid yang cerdas."

Kemudian ia berkata pada murid yang lebih besar : "Dia lebih muda umurnya darimu, tapi alangkah bagusnya jawabannya. Kenapa kamu tidak bisa menjawab sebelumnya?"

Murid berkata : "Karena saya lahir sudah lama. Oleh karenanya saya lupa siapa yang menciptakan saya. Adapun anak kecil ini, lahirnya belum terlalu lama. Oleh karenanya dia tidak lupa siapa yang menciptakannya."

Maka guru dan para murid pun tertawa dikarenakan kebodohan dan kelemahan akalnya.

Seorang penyair bersenandung :

أخو العلم حي خالد بعد موته # وأوصاله تحت التراب رميم
Pemilik ilmu itu hidup kekal sesudah matinya, 
meskipun tubuhnya rusak di bawah tanah.

وذو الجهل ميت وهو ماش على الثرى # يظن من الأحياء وهو عديم
Dan orang bodoh itu seperti mayat ia berjalan di atas bumi, 
ia mengira dirinya hidup padahal ia tiada.

Review :

Murid yang pandai adalah murid yang memperhatikan dan memahami apa yang telah diajarkan oleh gurunya sebelumnya. Sedangkan murid yang malas dan bodoh, tidak akan bisa menjawab pertanyaan gurunya karena kelalaiannya.

Tidak ada hubungannya antara kepandaian dengan usia seseorang. Siapa yang belajar dan memperhatikan, tentu ia bisa memahami pelajaran.

Jika dalam kehidupan sehari-hari, jawaban senada dengan murid yang lebih tua tersebut mungkin banyak kita temui. Tentu kita pun tertawa karena jawaban yang lucu dan terkesan mencari-cari alasan tersebut. Realitanya, anak itu tetaplah bodoh.

Supaya kita tidak bertahan dalam kebodohan, hendaknya kita rajin menuntut ilmu. Seorang penyair menyatakan bahwa perumpamaan orang yang bodoh seperti halnya orang yang sudah mati yang tiada artinya. 

0 Comments

Posting Komentar