Kisah Si Petani dan Lobak

mutholaah
Judul Kitab : Al-Qira'ah Al-Rasyidah / القراعة الرشيدة
Penulis : Abdul Fattah Shobri dan Ali Umar
Jilid : 2 / الجزء الثاني
Kategori : Mutholaah kelas 3
Judul Cerita : Al Fallahu wal Liptu /الفلاح واللفت 

Terjemahan :

Sang Petani dan Lobak


Seorang petani yang miskin memiliki sebuah ladang yang kecil. Ia menanam di sana sayur lobak. Sang petani adalah orang yang rajin, ia tidak jemu bekerja mengolah lahannya. Sampai tibalah panennya dengan hasil yang bagus sesuai dengan pekerjaannya. Ia mendapatkan diantaranya sebuah lobak yang besar yang belum pernah ia lihat semisal itu sebelumnya. Ia pun berpikir untuk menghadiahkannya kepada hakim desa. Ketika ia menyerahkannya kepada hakim, ia menerimanya dengan senang hati karena kesungguhannya. Hakim pun membalasnya dengan dua pound (mata uang) atas semangatnya dalam bekerja.

Maka mendengarlah akan hal itu seorang petani kaya yang tamak di desanya. Ia dengki kepada Si Miskin akan pemberian yang ia peroleh. Ia berkata kepada dirinya sendiri : "Jika aku memberikan kepada Sang Hakim biri-biri terbaikku, maka tentulah ia memberikan hadiah kepadaku atas hal itu. Maka aku akan mendapat untung lebih banyak daripada harganya dua kali lipat."

Maka ia pun datang kepada Sang Hakim bersama biri-birinya. Ia berharap  akan menerima hadiah. Sang hakim menolaknya ketika ia mengetahui bahwa lelaki itu adalah orang kaya dan tamak. Tetapi lelaki itu memaksa dan berharap agar ia menerimanya. Maka Sang Hakim berkata : "Karena kamu memaksa agar aku menerima hadiahmu, maka aku menerimanya,  aku akan memberimu sesuatu kelipatan harga biri-birimu yang kamu berikan."

Maka berbinarlah kedua mata lelaki itu karena gembira akan perkataan yang lembut ini. Ia menyangka bahwa hadiah yang akan diterimanya lebih banyak daripada apa yang ia berikan.

Kemudian Sang Hakim menghadiahinya buah lobak. Maka berbaliklah kegembiraannya menjadi kesedihan. Ia mengambilnya dan pulang dengan menyesali kerugian atas biri-birinya.

Review :

Cerita ini terdiri atas tiga tokoh, yaitu petani miskin, hakim, dan petani kaya. 

Petani miskin adalah orang yang rajin. Bahkan ketika ia memperoleh lobak yang sangat besar, ia masih berpikir untuk memberikannya kepada orang lain yaitu sang Hakim. Selain rajin ia juga memiliki sifat pemurah. Maka tidaklah salah Sang Hakim memberikannya hadiah atas sikapnya tersebut.

Sang Hakim adalah orang yang bijak. Sesuai dengan pekerjaannya. Ia bisa menilai orang dengan baik dan memberikan balasan sesuai dengan orang yang patut menerimanya, baik itu petani yang rajin, maupun petani yang tamak.

Petani kaya disini adalah orang yang tamak dan iri hati. Ketika melihat keberuntungan orang lain ia pun iri dan berusaha memperoleh lebih. Padahal ia sudah memiliki banyak harta. Sehingga di akhir cerita ia pun menyesal atas kerugian yang kita alami.

Dari tiga tokoh diatas kita bisa meniru petani yang rajin atau pun hakim yang adil. Namun janganlah meniru sifat tamak dan dengki dari petani kaya.

4 komentar

  1. Syukron Sangat membantu sekali kalau dg arabnya yg pakai syakal 🙏🙏🙏

    BalasHapus
  2. Bhs arab nya dong petani dan lobak

    BalasHapus


EmoticonEmoticon