Raya and The Last Dragon : Saatnya Untuk Saling Percaya

Judul : Raya and The Last Dragon
Kategori : Animasi Disney
Genre : Keluarga, Aksi
Tahun : 2021
Durasi : 1 jam 47 menit

Sinopsis Raya and The Last Dragon

Pada zaman dahulu manusia dan naga hidup berdampingan di Kumandra. Sampai sebuah kekuatan jahat mencoba menghancurkan kedamaian tersebut. Para naga bertempur melawan kekuatan jahat hingga semua berubah menjadi batu. Satu naga terakhir dengan bola ajaibnya berhasil menghancurkan kekuatan jahat tersebut. Naga pun menghilang.

500 tahun kemudian, karena keserakahan manusia, bola ajaib itu pecah dan kekuatan jahat kembali meraja lela. Raya bersama naga terakhir berusaha mengumpulkan pecahan bola dan mengembalikan kedamaian.

Review Raya and The Last Dragon

Saat awal menonton film ini, saya tidak punya ekspektasi apa-apa selain ini adalah animasi dari Disney. Saya bahkan belum menonton trailernya.

Pemeran utama dalam kisah ini adalah gadis bernama Raya. Dia awal kisah diceritakan tentang sejarah naga dan manusia di Kumandra. Raya dan ayahnya adalah orang yang bertugas untuk menjaga bola ajaib. Setelah naga musnah, manusia terpecah belah dan berusaha memperebutkan bola ajaib. Ayah raya percaya bahwa manusia bisa hidup bersatu secara damai. Oleh karenanya ia mengundang para ketua dan penduduk negeri lain.

Saat jamuan makan, Raya berkenalan dengan putri Namaari dari negri Fang. Putri Namaari juga penggemar naga, sama seperti Raya. Ia bahkan memberikan sebuah miniatur naga kepada Raya. Karena terharu dan merasa dekat dengan kawan barunya, Raya mengajak Putri ke tempat penyimpan batu ajaib.

Di sinilah bencana bermula. Putri Namaari berusaha merebut batu dan berkelahi dengan Raya. Ia mengeluarkan sinyal ke langit yang menyebabkan tamu undangan lain mengetahui lokasi mereka. Semua kepala negri berusaha memperbutkan bola ajaib hingga terjatuh dan pecah. Ayah Raya terluka.

Maka kekuatan jahat kembali keluar dari bumi. Siapa yang terkena berubah jadi batu. Hanya saja roh jahat ini takut dengan baru ajaib meski hanya pecahannya. Para kepala suku segera mengambil masing-masing pecahan batu dan lari. Raya berusaha kabur dengan ayahnya, namun luka ayahnya tidak memungkinkannya untuk pergi jauh. Ayah Raya melemparnya ke air bersama dengan pecahan bola, karena makhluk jahat itu takut dengan air. Kemudian ayahnya berubah jadi batu.

Enam tahun kemudian Raya sudah menjadi gadis dewasa. Namun lingkungan yang dulunya asri telah berubah menjadi tandus. Banyak ditemukan manusia yang menjadi batu dimana-mana.

Saat menonton awal kisah ini, saya menganggap Raya adalah orang yang ceroboh. Jelas-jelas dia dan ayahnya adalah orang yang bertugas menjaga bola ajaib. Namun ia begitu mudahnya membawa orang lain yang baru ia kenal ke tempat penyimpanan bola tersebut. Hingga bencana itu terjadi.

Tentu saja, Raya tidak berputus asa. Ia berharap bisa mengembalikan keadaan seperti semula. Sampai akhirnya dengan potongan bola ajaib yang ada padanya dengan sedikit sumber air di tempat bencana itu bermula, ia berhasil membangkitkan kembali si Sisu, sang naga terakhir.

Mereka pun bekerja sama untuk mengumpulkan potongan bola ajaib. Ternyata mereka bertemu dengan Putri Namaari yang mengejar Raya karena mencoba mengumpulkan potongan bola ajaib. 

Ada satu hal yang berubah pada Raya. Ia sudah tidak bisa percaya kepada orang lain. Pun saat makan di sebuah kapal, ia harus benar-benar memastikan makanan tersebut tidak diracun. Berbeda dengan Sisu yang langsung melahapnya.

Jika saat kecil Raya terlalu mudah untuk percaya kepada orang lain, kini ia tidak mempercayai siapa pun. Kejadian enam tahun sebelumnya memberikan trauma mendalam kepadanya.

Ketika Raya kehilangan raya saling percaya, justru Sisu, sang naga terakhir memiliki rasa percaya yang sangat mendalam. Ia menceritakan kisahnya dengan para saudaranya yang telah mencipkana bola ajaib tersebut. Bola ajaib itu mengandung kekuatan dari para naga saudaranya. Mereka percaya kepada Sisu dan Sisu percaya kepada mereka.

Ternyata kisah Raya dan the Last Dragon adalah kisah tentang persatuan dan rasa saling percaya. Jika di awal kisah, ayah Raya percaya bahwa mereka bisa bersatu dan berdamai. Namun rasa percaya yang Raya miliki hancur karena pengkhianatan Putri. Maka hingga akhir kisah ini mengajarkan kita untuk tetap memiliki rasa saling percaya. Sebelum kita berharap orang lain percaya kepada kita, kita harus percaya terlebih dulu.  Dengan adanya rasa saling percaya dan persatuan maka masalah akan bisa terpecahkan.

Diantara animasi Disney yang pernah saya tonton, mungkin hikmah dalam cerita Raya ini cukup mengena bagi saya. Pesannya begitu mendalam dan disampaikan dengan sangat baik. Mungkin juga karena budayanya yang dekat dengan budaya kita, sehingga lebih mengena.

Tidak dipungkiri animasi Raya and The Last Dragon memang mengambil latar beberapa kebudayaan dari Asia Tenggara, termasuk di dalamnya Indonesia. Nama Raya sendiri dalam bahasa Indonesia artinya grand. Indonesia Raya, Hari Raya, perayaan.

Adapun senjata yang digunakan oleh Raya bentuknya diilhami oleh keris. Belum lagi berbagai makanan, bentuk bangunan dan lainnya yang diilhami berbagai tempat di Asia Tenggara.

Sebenarnya juga ada banyak kejutan di film ini yang berhubungan dengan karakter film Disney lainnya. Jika teliti, mungkin bisa menemukan beberapa.

Kisah Raya and The Last Dragon bagus ditonton oleh anak-anak. Mereka bisa mengambil pelajaran di dalamnya. Apalagi juga tersedia dubbing bahasa Indonesia pada aplikasi Disney+ Hotstar, sehingga lebih mudah dipahami. Adapun orang dewasa seperti saya juga sangat menikmati film ini. Bagus ditonton untuk segala usia.

Related Posts

6 komentar

  1. aku udah pernah nonton film ini emang keren banget, seperti mengajarkan pada kita untuk saling percaya :D

    BalasHapus
  2. Keren Kak, Insya Allah masuk list tontonan

    BalasHapus
  3. waaaah, saya blm nonton yang ini... mau nonton ah... seru juga baca reviewnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, nonton gih, selingan nulis di blog, hehe.

      Hapus


EmoticonEmoticon