Penulis : Abdul Fattah Shobri dan Ali Umar
Jilid : 2 / الجزء الثاني
Kategori : Mutholaah kelas 3
Judul Cerita : Jazaush Shidqi /جزاء الصدق
Terjemahan :
Balasan Kejujuran
Seorang petani pergi ke tetangganya yang kaya yang suka berburu. Ia mengadu kepadanya akan kerusakan yang menimpa gandum di ladangnya karena banyak anjing tetangganya di sana.
Tetangganya berkata : "Sungguh wahai temanku. Anjing-anjingku telah turun di ladangmu, dan mungkin menyebabkan adanya kerusakan. Aku siap untuk mengganti kerugianmu."
Sang Petani berkata : "Ketika aku melihat kerusakan di ladangku, aku memanggil temanku untuk menghitung kerusakan. Kami melihat bahwasanya ia mencapai tiga puluh junaih (mata uang)". Maka orang yang pemurah itu menyerahkan kepadanya apa yang ia minta sebagai ganti rugi.
Ketika datang waktu panen, Sang Petani mendapati bahwa bagian yang ia sangka rusak mendatangkan hasil yang bagus. Ia pun pergi kepada orang yang pemurah dan memberitahunya keadaan yang sebenarnya. Ia berkata bahwa ia datang untuk mengembalikan uang karena ia tidak melihat haknya disana.
Orang yang pemurah berkata : "Inilah yang semestinya diantara seorang pria dengan pria lainnya." Kemudian ia pergi ke kamar lain dan kembali bersama lima semisal jumlah uang tersebut. Ia menyerahkannya kepada petani dan berkata : "Simpanlah uang ini sampai umur anakmu dua puluh satu tahun. Pada waktu itu serahkanlah uang ini kepadanya dan ceritakan kepadanya kisahnya."
Review :
Kisah di atas tentang seorang petani yang jujur dan tetangga yang pemurah. Ketika petani mengadu kepada tetangganya, tetangganya dengan murah hati mau bertanggung jawab atas kerugian yang dialami petani.
Ketika petani mendapati hasil panennya tidak rugi, ia pun mendatangi tetangganya yang pemurah tersebut. Dengan jujur ia ceritakan keadaannya dan bermaksud mengembalikan uang.
Tetangganya tersebut senang dengan kejujuran petani tersebut dan malah memberikan uang lima kali lipat lebih banyak untuk diserahkan kepada anak petani kelak di masa depan. Itulah balasan bagi kejujuran petani tersebut.
Saat ini tidaklah mudah mendapatkan orang yang jujur seperti petani tersebut. Di awal kisah, memanglah benar ladang petani tersebut dirusak oleh anjing tetangganya. Hingga ia memang berhak mendapat ganti rugi.
Tapi kenyataan di masa depan ternyata ia tidak rugi. Kebanyakan orang mungkin hanya merasa ia beruntung dan tidak memiliki kewajiban mengembalikan uang ganti rugi di masa lalu. Toh waktu itu memang ladangnya telah di rusak.
Tapi petani ini karena kejujurannya tetap mendatangi tetangganya untuk mengembalikan uang. Kejujuran yang langka yang seperti memang patut mendapatkan balasan.
Subhanallah, sungguh kisah yang sangat menginspirasi.
BalasHapusKejujuran emang sangat berharga dan sekarang udah cukup langka.
Benar. Semoga kita termasuk golongan orang-orang yang jujur.
Hapuspetani yang jujur, tetangga juga pemurah, sebuah hubungan yang baik dan saling percaya
BalasHapusAlangkah damainya jika semua orang bisa bersikap demikian.
HapusMasyaAllah kisah yang menggugah. Bakal bisa kukasih ke anak-anakku di SD. Salam, Mbak.
BalasHapusSebarkan cerita baik ke anak-anak 😀
Hapusnah emang begitu kak, minjem uang biar bagaimanapun keadaan lah harus menjelaskn, dan mengingatkan , misalkan blm bsa byr ya ngmog ok smoga blsan kjujurn memg bnr adanya
BalasHapus