Dongeng Cacing dan Kecambah

Cacing tanah dan kecambah
Dahulu kala, di sebuah kebun yang indah, hiduplah seorang cacing kecil dan sebutir kecambah. Mereka berdua hidup berdampingan di dalam tanah yang subur.

Cacing kecil sangat tertarik pada kecambah yang mulai tumbuh. Ia ingin tahu bagaimana rasanya menjadi seperti kecambah yang segar dan hijau. Setiap hari, cacing kecil mengamati dengan iri bagaimana kecambah itu tumbuh dengan cepat, menyentuh sinar matahari, dan menikmati hujan yang lembut.

Suatu hari, cacing kecil tidak bisa menahan rasa iri dan berkata kepada kecambah, "Aku sangat iri padamu, kecambah. Kamu tampak begitu segar dan bahagia. Aku ingin bisa seperti kamu."

Kecambah tersenyum lembut dan berkata, "Tidak perlu iri padaku, cacing kecil. Kita semua memiliki keunikan dan peran kita masing-masing. Aku membutuhkanmu, cacing, untuk menjaga tanah tetap subur dan memberiku nutrisi yang diperlukan. Tanpa kamu, aku tidak akan bisa tumbuh dengan baik."

Cacing kecil terkejut mendengar kata-kata itu. Ia tidak pernah menyadari betapa pentingnya peran dan keberadaannya sendiri. Ia merasa malu karena sudah iri pada kecambah.

Dari saat itu, cacing kecil berhenti merasa iri dan memilih untuk memahami nilai dan tujuan hidupnya. Ia bekerja keras menggali tanah dan memberikan nutrisi yang baik untuk kecambah. Mereka menjadi sahabat yang saling mendukung dan bekerja sama untuk menjaga kebun tetap subur dan indah.

Dalam waktu yang tidak terlalu lama, kecambah itu tumbuh menjadi tanaman yang kuat dan berbunga indah. Cacing kecil tetap berada di bawah tanah, tetapi ia merasa bangga dan bahagia karena telah berkontribusi pada keberhasilan kecambah.

Dongeng ini mengajarkan kita bahwa setiap makhluk hidup memiliki peran dan nilai pentingnya masing-masing. Kita tidak perlu iri pada orang lain atau merasa rendah diri. Yang terpenting adalah menjalankan peran kita dengan baik dan saling mendukung dalam mencapai tujuan yang lebih besar.

0 Comments

Posting Komentar