Resensi Novel : Si Anak Cahaya - Tere Liye

Resensi Novel : Si Anak Cahaya - Tere Liye
Judul : Si Anak Cahaya
Kategori : Novel
Penulis : Tere Liye, Co-author : Sarippudin
Penerbit : Republika
Tahun : 2018
Halaman : 421 halaman

Sinopsis Si Anak Cahaya

"Nama kau Nurmas, itu nama yang indah sekali. Nur itu cahaya, mas atau emas itu logam muloa yang berharga. Aku harap, suatu saat cahaya dan kemuliaan kau akan menyatu, berkilauan."

Buku ini tentang Nurmas, si anak cahaya yang memiliki petualangan masa kecil yang penuh keceriaan dan menakjubkan. Apa yang sebenarnya dilakukan oleh Nurmas hingga penduduk seluruh kampung selalu mengingat kejadian yang membuatnya resmi dipanggil si anak cahaya?

Review Si Anak Cahaya

Si Anak Cahaya adalah buku kelima dari serial anak nusantara karya Tere Liye. Meskipun begitu, novel ini bisa dibaca secara terpisah tanpa harus membaca novel lainnya secara berurutan.

Novel ini mengambil latar pada tahun 1950an ketika Indonesia baru saja merdeka. Latar waktu ini berhubungan erat dengan berbagai peristiwa yang dialami oleh Nurmas, sang tokoh utama yang lebih sering dipanggil Nung.

Sebagaimana novel Tere Liye yang lain, ada pembelajaran yang bisa dipetik dalam setiap kejadian yang dialami tokoh utama. Ada juga waktu saya meneteskan air mata, ikut menghayati isi cerita.

Sebagai cerita anak, kadang saya berpikir bahwa kejadian yang diceritakan dalam novel sebagian sederhana saja. Apalagi saat di awal-awal novel. Tapi kejadian-kejadian kecil setiap hari itulah yang membentuk karakter setiap tokoh dalam cerita.

Ketika konflik akhir muncul, setiap tokoh yang telah diceritakan sebelumnya menyumbang peran penting dalam alur cerita. Di sanalah saya bertambah kagum dengan alur penceritaan yang terkesan sederhana namun sungguh mengena.

Dengan latar beberapa tahun sehabis kemerdekaan, novel ini menyisipkan perkumpulan yang pernah ada di Indonesia. Salah satunya adalah perkumpulan komunis dan perbuatan mereka yang salah serta bertentangan dengan agama.

Buku ini juga mengajarkan bahwa percaya pada jimat adalah perbuatan yang tercela. Hendaknya kita hanya berserah dan percaya kepada Tuhan semata.

Novel ini juga mengajarkan persahabatan antara Nung dan teman-temannya. Meskipun ada kejadian yang membuat mereka bertengkar, tapi semua didasari rasa sayang. Ketika saling memaafkan, persahabatan pun semakin erat.

Ada banyak lagi hikmah lain yang terkandung di dalamnya. Tentu saja, semua pembelajaran tersebut tersirat dari setiap kejadian. Pembaca pun tidak merasa bosan atau digurui secara langsung.

Sebagai serial anak, buku ini sangat bagus dibaca oleh anak-anak dan remaja. Tentu saja, buku ini juga bagus dibaca oleh orang dewasa seperti saya.

0 Comments

Posting Komentar