Review Gundala : Kisah Pahlawan yang Indonesia Banget

Review Gundala : Kisah Pahlawan yang Indonesia Banget
Judul : Gundala
Kategori : Movie
Sutradara : Joko Anwar
Penulis Skenario :  Joko Anwar
Pemain :  Abimana Aryasatya, Tara Basro, Bront Palarae
Tahun : 2019
Genre : Aksi
Durasi : 2 jam 3 Menit

Sinopsis film Gundala

Sancaka hidup di jalanan sejak ditinggal ayah dan ibunya. Menghadapi hidup yang keras, Sancaka belajar untuk bertahan hidup dengan tidak peduli dengan orang lain dan hanya mencoba untuk mendapatkan tempat yang aman bagi dirinya sendiri. Ketika situasi kota semakin tidak aman dan ketidakadilan merajalela di seluruh negeri, Sancaka harus buat keputusan yang berat, tetap hidup di zona amannya, atau keluar sebagai Gundala untuk membela orang-orang yang ditindas.

Review film Gundala

Film Gundala adalah film pertama dari rangkaian film Bumi Langit Cinematic Universe. Awalnya suami yang ngajakin nonton, akhirnya aku pun ngikut aja.

Kami menonton pada hari kedua di malam hari. Alasannya untuk mengetahui respon awal penonton hari pertama. Selain itu, kami tidak menonton di siang hari, tapi kata suami saya kurang seru jika penontonnya sedikit karena hari kerja. Sedangkan jika di malam hari bisokop bisa terisi penuh. Saya bahkan bertemu salah seorang rekan kerja bersama suaminya.

Sebagai film pahlawan, saya tidak terlalu berharap banyak terhadap film Gundala, apalagi membayangkan jika harus sampai seseru Marvel. Lagi pula, setting cerita seperti Marvel justru tidak cocok jika terjadi di Indonesia menurut saya.

Karena ekspektasi saya tidak terlalu tinggi, maka apa yang saya dapatkan justru di atas ekspektasi saya. Film Gundala berhasil menghadirkankan film aksi pahlawan yang Indonesia banget. Sangat sesuai dengan keadaan saat ini, tidak berlebihan, tapi hal tersebutlah yang membuatnya menjadi keren. Benar-benar kisah pahlawan yang bisa diterima akal penduduk Indonesia.

Sebagai film pembuka, Gundala tidak menghadirkan penjahat yang spertakuler seperti film Marvel. Tapi kejahatannya cukup meresahkan masyarakat, sehingga kehadiran seorang pahlawan membawakan sebuah harapan. Meskipun Gundala memiliki kekuatan petir, tapi perkelahian utama tetaplah mengedepankan kemampuan bela diri. Sehingga tidak banyak harus menggunakan efek CGI. Atau mungkin saya yang kurang sadar.

Meski bukan bergenre aksi komedi, ada beberapa jokes yang bisa ditemukan di sini. Sebenarnya receh saja, tapi masih terasa humornya. Mungkin karena unsur lokalnya yang membuat penonton merasa memang biasanya seperti itu, sehingga menjadi lucu.

Ada beberapa adegan yang menampilkan tokoh jagoan lain. Tidak banyak, namun bisa menjadi cikal bakal untuk pengembangan selanjutnya.

Sesuatu yang membuat Gundala layak sebagai pembuka serial Bumi Langit adalah rasa yang berhasil ditimbulkannya. Film ini memang masih ada beberapa kekurangan di sana sini. Tapi film ini berhasil membangkingkan rasa dan keinginan untuk melihat kemana serial Bumi Langit ini akan di bawa.

Sang Sutradara berhasil membuat alur yang benar-benar tidak terduga. Ada kejutan di bagian akhir yang membuat penonton pun mulai mencari informasi, kapan film Bumi Langit selanjutnya akan ditayangkan.

0 Comments

Posting Komentar